Newcastle Disease disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili
Paramyxoviridae, genus
Paramyxovirus. Paramyxovirus mempunyai genom virus ssRNA berpolaritas negative, panjangnya 15-16 kb dan mempunyai kapsid simentris heliks tidak bersegmen, berdiameter 13-18nm. Genom virus
Newcastle Disease membawa sandi untuk 6 protein virus yaitu protein L, Protein H (
hemaglutinin), Protein F (fusi), Protein NP (nukleokapsid), protein P (
Fosfoprotein), dan protein M (
matik).
http://www.thepoultrysite.com/
Masa Inkubasi penyakit ini bervariasi: antara 1-15 hari, tergantung dari virus yang meginfeksi, umur dan status kekebalan ayam, infeksi dengan mikroorganisme lain, kondisi lingkungan, dan jalur penularan. Kejadian infeksi oleh virus
Newcastle Disease (ND) terutama terjadi secara inhalasi.
Virus Newcastle Disease
Ayam yang pernah terinfeksi
Newcastle Disease (ND) dan tidak mengalami kematian akan memiliki kekebalan selama 6-12 bulan terhadap ND. Demikian juga dengan kekbalan yang diperoleh dari vaksinasi. Sifat spesifik virus ND antara lain mempunyai kemampuan untuk mengaglutinasi dan melisikan eritrosit mamalia dan unggas lain serta reptilia. Virus
Newcastle Disease bila di panaskan pada suhu 56 C akan kehilangan kemampuan untuk mengaglutinasi eritrosit ayam, karena protein
hemaglutininnya rusak. Selain itu juga akan merusak infeksi dan imunogenesitas virus.
Gejala Klinis
Penyakit
Newcastle Disease beragam dalam hal keganasan klinis dan kemampuan menyebarnya. Padan sejumlah wabah khususnya pada ayam dewasa, gejala klinis mungkin minimum/ ringan. Gejala ringan ini tidak diikuti gangguan syaraf. Virus yang menyebabkan bentuk penyakit ini disebut lentogenik. Pada wabah lain, penyakti ini dapat mempunyai angka mortalitas sampai 25%, sering lebih tinggi pada unggas muda , virus yang demikian ini disebut mesogenik. Tipe mesogenik menimbulkan gangguan pernapasan antara lain sesak nafas, diare kehijauan, lesu, sesak nafas, megap-megap ngorok dan bersin. Ayam juga bisa mengalami kelumpuhan pada sebagian atau total. Kemampuan menyibak birus F merupakan faktor utama yang mempengaruhi virulensi.
Gejala klinis ND dibedakan menjadi 5 patotipe
1. betuk
doyle merupakan bentuk per akut atau akut, menimbulkan kematian padan ayam segala umur dengan mortalitas 100%. Lesi mencari dengan adanya pendarahan pada saluran pencernaan. Bentuk ini disebabkan oleh virus strain velogenik. Penyakit ini terjadi secara tiba-tiba, ayam mati tanpa menunjukan gejala klinis, ayam kelihatan lesu, respirasi meningkat, jaringan sekitar mata bengkak, diare dengan feses hijau atau putih dapat bercampur darah, tortikolis, tremor otot, paralisa kaki dan sayap. (Alexander, 1991).
2. Bentuk
Beach atau
velogenic neitropic Newcastle disease (VVND) bersifat akut, menimbulkan gejala pernafasan dan syaraf, dan menimbulkan kematian ayam segala umur dengan angka mortalitas 50% pada ayam dewasa dan 90% pada ayam muda.
3. Bentuk
Baudette, kurang ganas dibandingkan bentuk beach menyebabkan kematian pada ayam muda, bentuk ini di sebabkan oleh virus galur mesogenik. Pada ayam dewasa ditandai dengan penurunan produksi telur biasanya terjadi 1-3 minggu. (Beard dan hanson, 1984).
4. Bentuk
Hitchner disebakan oleh virus ND galur
lentogenik, gejala klinisnya bersifat ringan atau tidak tampak jelas, tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa dan biasanya dipakai sebagai vaksin.
5. Bentuk
enteric asimptomatik merupakan bentuk yang tidak menujukan gejala klinis dan gambaran patologis, tetapi ditandai dengan infeksi usus oleh virus-virus galur lentogenik yang tidak menyebabkan penyakit.
Newcastle disease adalah penyaktit yang bersifat kompleks sehingga isolat strain virus berbeda dapat menimbulkan variasi yang besar dalam derivat keparahan dari penyakit, termasuk pada spesies yang sama.
Patogenis
Ayam yang terinfeksi mempunyai peranan penting dalam penyebaran penyakit dan sebagai sumber infeksi. Pada mulanya virus bereplikasi pada epitel mukosa dari saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan, segera setelah infeksi virus menyebar lewat aliran darah ke ginjal dan sumsum tulang yang menyebabkan viremia skunder, ini menyebabkan infeksi pada organ seperti paru-paru, usus, dan system syaraf pusat. Kesulitan bernafas dan sesak nafas timbul akibat penyumbatan pada paru-paru dan kerusakan pada pusat pernafasan di otak.
Produksi antibody berlangsung dengan cepat. Antibody pemghambat hemaglutinasi dapat di amati di amati dalam waktu 4-6 hari setelah infeksi dan menetapselama paling tidak 2 tahun. Titer antibody penghambat hemaglunasi merupakan ukuran dari kekebalan. Antibody IgG yang terbatas dalam aliran darah tidak mampu mencegah infeksi pernafasan tetapi dapat mencegah viremia antibody 0 IgG yang di hasilkan secara local berperan penting dalam melindungi saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Perubahan pasca mati meliputi pendarahan ekimotok pada larings, trachea, esophagus, dan di sepanjang usus. Lesi histology yang paling menonjol adalah nekrosis terpusat pada mukosa usus dan jaringan limfe dan perubahan hyperemia di sebagian organ, termasuk otak.
Perubahan patologis:
1. Perubahan makroskopis
perubahan makroskopik biasanya erat hubungannya dengan galur dan tipe patologik dari virus ND, jenis unggas, faktor lingkungan, dan infeksi campuran dengan mikroorganisme lain. Perubahan makroskopik yang terlihat pada VVND bersifat oleh adanya nekrosis dan hemoragi pada saluran pencernaan meliputi proventikulus, ventrikulus dan berbagai bagian usus. Tidak di jumpai perubahan pada sistem syaraf, kadang-kadang juga pada saluran nafas. Jika ditemukan perubahan pada saluran nafas maka akan terlihat hemorhagi dan kongesti berat pada trakea. Penebalan kantong udara di sertai timbunan eksudat kataral sampai mengeju pada permukaanya. Organ reproduksi mengalami hemoragi dan perubahan warna menjadi lebih pucat.
2. Perubahan mikroskopis
Perubahan histopatologik yang ditimbulkan oleh
Newcastle Disease (ND) juga berhubungan dengan jalur virus, rute infeksi, faktor lingkungan, ataupun infeksi campuran dengan mikroorganisme lainnya. Perubahan mikroskopik pada pembuluh darah meliputi hiperemi, edema, hemorrhagi, trombosis, dan nekrosis pembuluh darah. Pada infeksi sub akut dijumpai hiperplasia sel-sel reculohistiositik dan nekrosis multifokal pada hati. Nekrosis pada lymphaa. Degenerasi lymphocyt bursa fabricius. Nekrosis dan hemorragi pada usus. Kongesti dan infiltrasi sel radang pada trachea. Hemorragi dan edema pada bagian-bagian paru-paru. Perivascular cuffing sel limposit dan nekrosis dari neuron pada otak.
Diagnosis
Karena gejalanya tidak spesifikasi diagnosis harus dipastikan dengan isolasi virus dan serologi. Virus dapat diisolasi dari limpa, otak atau paru-paru melalui inokulasi alantois dari telur berembrio umur 10 hari, virus dibedakan dengan yang lainnya dengan mengunakan uji penghambatan serapan darah dan penghambatan hemaglutinasi. Penentuan virulensi sangat di perlukan untuk isolat lapangan. Sebagai tambahan atas indeks kerusakan syaraf dan rataan waktu kematian dari embrio ayam, juga dipakai pembentukan plak dalam keadaan ada atau tidak adanya tripsin pada sel ayam, Uji penghambatan hemaglutinasi digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit
Newcastle Disease kronis di negara tempat bentuk penyakit ini merupakan endemis.
Pengobatan dan Pencegahan
Pemberian antibiotic/ anti bakteri hanya berfungsi untuk mengobati infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Sanitasi/ desinfeksi diperlukan untukk mencegah meluasnya infeksi pada kandang/ flok lainnya.
Penyakit ini tidak dapar diobati. Oleh karena itu ayam yang sudah terserang sebaiknya cepat dimusnahkan karena dapat menulari ayam berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali.
Untuk pencegahan dapat dilakukan sanitasi kandang dan lingkugan (termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk ke kadang). Peternakan hendaknya dikelola dengan baik sehingga menciptakan suasana kandang yang nyaman bagia ayam, misalnya kepadatan kandang mesti diperhatikan sehingga populasinya tidak terlalu padat dan juga ventilasi harus cukp.