PENGARUH JENIS WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR, DAN KONVERSI PAKAN BURUNG PUYUH
Menurut Triyanto (2007), Periode layer kebutuhan cahaya sangat penting untuk proses pembentukan ovum. Kecukupan cahaya akan mempengaruhi produksi hormon dan selanjutnya akan menentukan produksi ovum. Produksi ovum yang optimal akan menyebabkan produksi telur juga akan optimal.
Menurut Pond and Wilson (2000), Cahaya yang menembus ke otak unggas akan merangsang hipotalamus untuk menghasilkan hormone Gonadotropin dan merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leutinizing Hormone (LH) yang merangsang dan mempertahankan fungsi reproduksi Cahaya merangsang melepaskan dan meningkatkan suplai FSH. Hormon ini melalui aktivitas ovari mengakibatkan terjadinya ovulasi dan keluarnya telur.
Apa pengaruh cahaya pada fase layer?
Secara umum unggas mempunyai kepekaan terhadap berbagai jenis warna cahaya (Surya, 2007). Intensitas cahaya baik yang berasal dari matahari maupun lampu penerangan diminimalkan. Intensitas dan lama penyinaran pada fase layer sangat berpengaruh terhadap produksi dan ukuran telur (Johari, 2005).
Bagaimana cara kerjanya?
Cahaya yang menembus ke otak unggas akan merangsang hipotalamus untuk menghasilkan hormone Gonadotropin dan merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leutinizing Hormone (LH) yang merangsang dan mempertahankan fungsi reproduksi (Pond and Wilson, 2000). Cahaya merangsang melepaskan dan meningkatkan suplai FSH. Hormon ini melalui aktivitas ovari mengakibatkan terjadinya ovulasi dan keluarnya telur. Bertelur dimulai pada umur yang terlalu awal, telur akan berukuran kecil. Bertelur tertunda sampai umur yang lebih tua, telur umumnya lebih besar (Blakely and Bade, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1)Konsumsi pakan,
2)Produksi telur,
3)Konversi pakan
Konsumsi pakan
Burung puyuh dengan pemberian penyinaran cahaya lampu warna merah (P1) dan kuning (P2) menunjukkan nilai konsumsi pakan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan burung puyuh dengan pemberian penyinaran cahaya lampu warna hijau (P3) dan biru (P4), sehingga hipotesis menerima bahwa warna cahaya lampu yang berbeda mempengaruhi konsumsi pakan.
Karena warna cahaya lampu merah akan meningkatkan aktivitas, sehingga efeknya konsumsi pakan terpenuhi. Menurut Saputro (2007), warna lampu mempengaruhi performa unggas yaitu bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan nilai konversi pakan.
Mengapa demikian?
Adanya Perbedaan konsumsi pakan pada burung puyuh disebabkan oleh perbedaan panjang gelombang. 1. Menurut Fuad (2011), warna mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih tinggi (700 nm) dibandingkan dengan warna kuning (580 nm), hijau (520 nm), dan biru (480 nm). 2. Abidin (2004), penyinaran lampu pijar pada malam hari juga dapat meningkatkan konsumsi pakan dan berdampak pada pertambahan bobot badan.
Produksi telur
Cahaya lampu warna biru, diperoleh produksi telur selama penelitian adalah 3.14 ± 0.71 butir/hari, sedangkan cahaya lampu warna hijau 2.78 ± 0.52 butir/hari, cahaya lampu warna kuning 2.41 ± 0.31 butir/hari, dan cahaya lampu warna merah 2.56 ± 0.05 butir/hari.
Menyatakan bahwa dalam pemeliharaan burung puyuh diperlukan adanya pencahayaan dengan warna biru untuk mendapatkan produksi telur yang lebih baik. Lampu warna biru membuat tingkat stress pada burung puyuh lebih rendah sehingga produksi telur lebih baik daripada burung puyuh yang diberi lampu warna hijau dan kuning.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Noveandana (2011)
Warna cahaya lampu biru diperoleh hasil rataan nilai konversi pakan selama penelitian adalah
3.34 ± 0,26, sedangkan cahaya lampu warna hijau 3.44 ± 0,28, cahaya lampu warna kuning 3,70 ± 0,26, dan cahaya lampu warna merah 3.70 ± 0,10, Penyinaran cahaya lampu warna biru dengan nilai konversi yang rendah menunjukkan hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan penyinaran cahaya lampu warna hijau, kuning dan merah dikarenakan pada lampu berwarna biru memiliki panjang gelombang yang rendah sehingga burung puyuh tidak banyak beraktifitas sehingga tidak banyak energi yang terbuang sia-sia. Faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap konversi pakan adalah suhu yang kurang nyaman, persediaan pakan atau air minum yang terbatas, tatalaksana pemeliharaan, kualitas pakan, kepadatan kandang, dan penyakit.
MENGAPA DEMIKIAN?
Gillespie (1990), menyatakan bahwa konversi pakan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu latar belakang strain, suhu, jumlah pakan yang terbuang dan manajemen pemeliharaan.
Tabel 1. Rataan konsumsi pakan, produksi telur, dan konversi pakan burung puyuh yang dipengaruhi oleh jenis warna cahaya lampu selama penelitian.
Konsumsi Pakan Produksi Telur
Perlakuan (g/ekor/hari) (butir/hari) Konversi Pakan
P1 (merah) 22.92 ± 0.35 b 2.56 ± 0.05 3.70 ± 0,10
P2 (kuning) 23.35 ± 0.77 b 2.41 ± 0.31 3.70 ± 0,26
P3 (hijau) 22.18 ± 0.17 a 2.78 ± 0.52 3.44 ± 0,28
P4 (biru) 22.55 ± 0.53 ab 3.14 ± 0.7 3.34 ± 0,26
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05)
Simpulan
Simpulan yang di peroleh dari hasil penelitian adalah warna cahaya lampu merah, kuning dan hijau dapat merangsang burung puyuh untuk meningkatkan konsumsi pakan tetapi tidak dapat meningkatkan produksi telur dan konversi pakan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini di sarankan agar mengunakan cahaya mengunakan warna BIRU untuk meningkatkan prduksi pada telur puyuh