Seperti hal nya manusia, ayam memiliki sejarah domestikasi tersendiri. Jika manusia memiliki nenek moyang berjenis monyet, tentunya ayam pun memiliki nenek moyang sejenis reptil bersayap. Perkembangan ayam dimulai sejak 160 juta tahun lalu. Pada masa itu terdapat reptil berjenis
archeopterix (reptil bersayap) yang mampu terbang walaupun berjarak pendek. Tetapi, badan reptil ini tidak seluruhnya tertutupi oleh bulu. Memiliki paruh yang bergigi serta ekor yang panjang.
Sisa perkembangan evolusi tersebut masih tampak dengan adanya sisik dan cakar. Perkembangan ayam terus berkembang melalui rekayasa manusia dengan perbaikan mutu genetik sesuai keinginannya. Pada masa ini, sangat sering dijumpai ayam yang berbeda bentuk tubuh dengan nenek moyangnya yaitu ayam hutan.
Teori domestikasi
monophyletic pertama dikemukakan oleh Charles Darwin yaitu ayam peliharaan berasal dari 1 jenis ayam yakni Gallus-gallus yang banyak tersebar di hutan Asia Tenggara. Sedangkan teori
polyphyletic mengemukakan bahwa ayam peliharaan yang dewasa ini berasal dari beberapa jenis ayam hutan yang hingga saat ini masih ada. Yaitu:
1.
Gallus-gallus (Gallus Bankiva) [sebutan bagi ayam hutan merah
(red junglefowl)]. Tersebar di hutan-hutan Asia Tenggara.
http://www.gallospedragliofarm.com/
2.
Gallus Sonneratii [ayam hutan kelabu
(grey junglefowl)]. Terdapat di hutan-hutan India Selatan.
http://animal.memozee.com/
3.
Gallus Lafayetii (ayam hutan ceylon/
Sri Lankan Junglefowl). Terdapat di hutan pulau Ceylon.
http://www.oiseaux.net/
4.
Gallus Varius (ayam hutan hijau/
Green Junglefowl). Tersebar di hutan-hutan Pulau Jawa.
http://www.sayahayvancilik.com/